Mai
Konsep karma dan takdir dalam Al-Quran ternyata memiliki perbedaan sesuai dengan perspektif islam. Karma sendiri merupakan konsep perbuatan yang sebagian orang yakini.Namun, Islam sendiri juga telah memiliki cara pandang yang berbeda dalam menafsirkan hukum karma. Sedangkan, takdir tergolong sebagai salah satu ketetapan dari Allah SWT kepada setiap makhluk ciptaan-Nya.
Karma dalam Islam lebih menjurus kepada 'balasan pada sebuah perbuatan'. Sedangkan, takdir baik buruk bagi makhluk hidup, semua murni Allah SWT tentukan. Umat muslim sendiri senantiasa hanya perlu wajib mengimaninya. Berikut ini sudah penjelasan lengkap terkait konsep karma dan takdir dalam Al-Quran, yaitu:
Ternyata, Islam juga memiliki pemahaman bahwa semua kebaikan yang manusia lakukan di dunia akan mendatangkan pahala di akhirat nanti.
Sama halnya dengan perbuatan buruk, karena setiap perkara yang Allah tetapkan sudah pasti ada balasannya. Meski terkadang manusia kurang menyukainya, berikut penjelasan terkait istilah konsep karma dan takdir dalam Al-Quran, yaitu:
Istilah karma berasal dari kepercayaan terkait balasan terhadap perbuatan seseorang. Terdapat, bukti bahwa Islam tidak kenal dengan hukum karma. Hal ini terkandung dalam firman Allah surat Al Fathir ayat 18, berbunyi:
Artinya: “Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Apabila seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun (dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) tidak melihat-Nya dan orang yang melaksanakan shalat.
Barang siapa menyucikan dirinya, sesungguhnya menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Kepada Allah-lah tempat kembali”.
Meski demikian, konsep karma dan takdir dalam Al-Quran saat ini juga telah mengajarkan setiap pemeluknya untuk menjalani kebaikan. Karena nantinya akan ada balasan dari kebaikan dan keburukan.
Dalam Islam karma tersebut lebih terkenal dengan sebutan hukum dzarrah. Untuk istilah dzarroh sendiri artinya biji sawi. Namun, bisa Anda artikan sebagai ukuran terkecil yang bisa manusia hitung.
Dalam hal ini, dzarroh bermakna bahwa setiap perbuatan baik maupun buruk meski sekecil biji dzarroh tetap akan mendapatkan balasan. Sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Zalzalah ayat 7-8, yaitu
Meaning: "Then whoever does the goodness of dzarroh, will surely see (the reply, and whoever committed a crime as heavy as Dzarroh, will surely see the reply".
In Luqman's letter 16th verse, also explains about Dzarroh seeds, namely:
Artinya: (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Teliti”.
Percaya dengan adanya takdir juga menjadi salah satu rukun iman. Istilah takdir berkaitan dengan hak Allah SWT dan tidak ada satu manusia yang mengetahui.
Takdir atau qadar yaitu ukuran (kamiyyah) suatu barang, ukuran saja. Imam Raghib sendiri telah menjelaskan bahwa, Allah SWT juga telah menakdirkan segala sesuatu dengan dua cara.
First, by giving Qudrah or strength to everything about. While the second makes everything with certain sizes and ways based on their wisdom.
Istilah ini merujuk kepada sebutir biji kurma yang telah ditakdirkan hanya akan menumbuhkan pohon kurma. Hal ini artinya sebutir biji kurma tidak akan menumbuhkan apel atau buah zaitun.
Karena konsep karma dan takdir dalam Al-Quran merupakan undang-undang yang bekerja untuk makhluk Allah SWT. Al-Qur'an telah menyebutkan melalui beberapa ayat yang ada di bawah ini. Dalam surat Al-Furqan Ayat 2, Allah SWT berfirman:
Meaning: "His belonging is the kingdom of heaven and the earth, has no child, there is no allies for Him in His power (Him), has created everything, and set its measures with the neats".
Demikian juga telah ada penjelasan dalam surat Al-Qamar Ayat 49, berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.
Konsep karma dan takdir dalam Al-Quran sesuai perspektif Islam cukup menarik. Takdir Allah SWT juga sebenarnya telah meliputi Semua hal yang ada di alam semesta.
This is included in the turn of day and night and even the spinning of the planet in the solar system to destiny that humans will live. The law of destiny and karma in humans is actually no different from the law of destiny in other creatures.
Allah SWT juga telah menetapkan konsep karma dan takdir dalam Al-Quran bagi hamba-hambanya terkait kesengsaraan, kebahagiaan, rezeki serta ajal sebelum manusia tercipta.
Dalam hadits lain Imran ibn Husain riwayatkan, berkata, "Selanjutnya, bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, apakah telah diketahui antara penghuni surga dan penghuni neraka?' Beliau menjawab, 'ya.'
Setelah itu, bertanya lagi kepada beliau, 'Lantas apa gunanya orang beramal?' Beliau menjawab, 'Setiap orang akan dimudahkan (menuju jalan) penciptaannya." (HR Muttafaq Alaihi)
Allah yang telah menciptakan manusia dan Allah pula yang menetapkan keadaan manusia. Di mana manusia hidup serta bekerja adalah bagian dari konsep karma dan takdir dalam Al-Quran.
Namun, senantiasa Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk bisa menjalankan hidup serta tidak menjalankan sesuatu. Sehingga manusia sangat bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan dan harus menanggung segala akibat dari perbuatannya.
Where Allah SWT has also said about a reply that humans do when doing despicable behavior in surah as sajdah verse 21:
Artinya: "Pasti timpakan kepada manusia sebagian siksa dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar manusia kembali (ke jalan yang benar)." (QS. As Sajdah: 21)”.
Jadi, hukum karma dalam Islam tidak benar. Sebaiknya menghindari prasangka, di mana semua kejadian yang Anda alami saat ini adalah balasan dari perilaku leluhur di masa lalu.
Karena sebagaimana Al Quran telah menjelaskan bahwa seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Jadi bisa dikatakan konsep karma dan takdir dalam Al-Quran tidak saling berkaitan, namun Allah sudah mengatur keduanya.
Reference Source:
https://news.detik.com/berita/d-4875236/karma-dalam-islam
https://nu.or.id/ilmu-tauhid/mengurai-takdir-from-three-perspective-allah-mixture-and-nanusia-nujfm4